Cari Blog Ini

Kamis, 06 Januari 2011

Gulma dan Pengendaliannya

1.  GULMA
a.       Gulma merupakan tumbuhan liar yang tumbuh secara alami dan menjadi pesaing bagi tanaman utama (kelapa sawit), sehingga keberadaannya tidak dikehendaki karena merugikan pertumbuhan dan produksi kelapa sawit serta dapat mengganggu kelancaran aktivitas lainnya.
b.      Terdiri dari kelompok gulma rumput-rumputan, gulma berdaun lebar , gulma berkayu, gulma pakisan, gulma teki-tekian, gulma pisang liar, keladi-keladian, gulma bambu-bambuan dan gulma air.
1.1. Konsep Pengendalian Gulma
a.   Penanganan terhadap tumbuhan pesaing tanaman utama dengan tindakan :
  Memusnahkan gulma berbahaya (Noxious Weed).
  Membatasi pertumbuhan gulma lunak.
b. Menerapkan konsep pengelolaan gulma tepadu (Integrated Weed Management) dengan memberdayakan seluruh komponen pengendalian, meliputi cara kultur teknis, tindakan preventif, biologis, mekanis, dan kimiawi.
c.     Weed  Management and Succession Plan

1.2. Pengendalian Gulma di Bibitan (MN)
        Pengendalian gulma di dalam polybag dilakukan secara manual.
        Pengendalian gulma di luar polybag dilakukan dengan herbisida kontak antara lain Paraquat dengan rotasi 1 bulan sekali dan dapat dikurangi jika pelepah bibit telah menutupi permukaan tanah. Untuk meningkatkan efektifitas penyemprotan dapat ditambahkan bahan perekat. (surfaktan)
        Ujung pipa alat semprot dipasangi sungkup bulat terbuat dari plastik agar herbisida tidak mengenai bibit. Alat semprot tidak boleh bocor, pekerja semprot harus diawasi dengan ketat, terlatih dan menggunakan alat pelindung sesuai dengan yang dianjurkan di label kemasan produk herbisida.
1.3. Pengendalian Gulma di Lapangan
Standar dan tindakan pengendalian gulma dimulai dari awal penanaman di TBM adalah sebagai berikut :
a.  Dilakukan pembersihan piringan sampai 30 cm di luar batas kanopi daun atau sampai maksimum 180 cm dari pangkal pohon kelapa sawit, sedangkan pasar pikul dibersihkan selebar ± 1.2 m dilakukan setelah tanaman berumur > 6 bulan.
b.  Pengendalian secara preventif dan kultur teknis :
Penanaman dan perawatan kacangan untuk menyaingi pertumbuhan gulma
c.       Pengendalian secara biologis :
• Kacangan berfungsi sebagai pengendalian biologis melalui persaingan hidup.
• Mengembangkan agensia pengendali hayati gulma seperti: Pareuchaetes pseudoinsulata dan Cecidochares connexa untuk mengendalikan Chromolaena odorata, Actinote anteas untuk mengendalikan Chromolaena odorata dan Mikania spp.
d.   Perawatan secara mekanis
  Salah satu pilihan adalah dengan menggunakan Rotary Slasher untuk perawatan pasar pikul di daerah datar yang memungkinkan masuk alat tersebut pada saat tanaman TBM 2. dengan perbandingan  4: 1 dan TBM 3 dengan perbandingan 2 : 1.

1.4.  Pengendalian Secara Kimia
  Jenis herbisida yang digunakan untuk semprot piringan :
-  Tanaman umur < 18 bulan dilakukan secara manual.
-  Tanaman umur ≥ 18 bulan digunakan Herbisida kontak atau sistemik
  Pada penyemprotan di pasar pikul dan gawangan dapat menggunakan herbisida sistemik  sesuai gulma yang menjadi sasaran (target).
    Penyemprotan sampai batas 20 meter dari aliran air

1.4.1. Pengendalian gulma berkayu  
        Disemprot dengan campuran Triclophyr 1 liter dengan Surfactan 0,15 ltr per ha blanket. Semprot ulang secara selektif tumbuh-tumbuhan yang masih belum terkendali dengan campuran herbisida yang sama selang waktu 3-4 bulan setelah rotasi pertama.
        Pengendalian gulma berkayu keras dengan mengoles Triclophyr 1 liter + Solar 19 Liter, dioleskan di sekeliling diameter anak kayu sepanjang 30 Cm
        Semprot anak kayu menggunakan Metil metsulfuron + Surfaktan, dengan dosis 3 gram Metil Metsufuron + 40 cc Surfaktan + 18 Liter air
1.4.2.  Pengendalian gulma Pisang
Dikendalikan dengan teknik implant, yaitu :
 Batang kayu seukuran batang korek api direndam 24 jam di dalam larutan  2-4 D Amine .
 Batang pisang langsung ditusuk dengan batang kayu yang seukuran  korek api tersebut  yang sudah direndam dalam larutan 2-4 D Amine.   Satu batang korek api untuk 1 batang pisang.    Proses kematian gulma pisang dengan sistem implant seperti gambar 1.4.2.1. di bawah ini:

Gambar 1.4.2.1.  Proses kematian gulma pisang dengan pengendalian sistem implant.
















 









1 Minggu setelah implant                                               1 bulan setelah Implat


 


                                                                    





                                             2 Bulan setelah implant

. 1.4.3.  Pengendalian keladi
Disemprot dengan Methyl metsulfuron (konsentrasi 0,033 % dan dosis 0,075 kg per ha) yang diberi Surfactan (konsentrasi 0,22 % dan dosis 0,5 ltr per ha)
1.4.4.    Pengendalian Mikania micrantha
Dikendalikan  dengan 2.4-D Amine dosis 1.2 ltr/ha blanket (untuk TM saja).
1.4.5.    Pengendalian Asystasia
Dikendalikan dengan 2,4-D Amine dosis 0.30 ltr/ha blanket (untuk TM saja).

     1.5. Alat Semprot
Sistem penyemprotan untuk mengendalikan gulma perlu pemilihan jenis alat semprot dan nozzle yang sesuai untuk setiap jenis pekerjaan, gulma sasaran, herbisida dan dosis, kebutuhan larutan (air) dan efisiensi hasil kerja yang tercapai.

1.5.1.  Jenis Alat Semprot
                             Dua kategori yang diterapkan di kebun pada saat ini :
a. Alat penyemprot
      Untuk semua pekerjaan penyemprotan di LC, TBM dan awal TM muda, kebutuhan larutan (air) dari volume sedang sebanyak ± 450 ltr/ha, volume rendah (low volume) sebanyak 200 – 450 ltr/ha dan, apabila gulma sudah berkurang, mengarah ke very low volume (VLV) sebanyak 100 – 200 lltr/ha.
      Jenis Nozzle yang dipilih harus disesuaikan dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan.
      Jenis alat semprot yang digunakan saat ini adalah SA15/RB 15, kapasitas Kap 15 liter (RB 15)

b. Controlled Droplet Application  (CDA) Sprayer
      Sistem ini memakai volume larutan yang sangat rendah (ultra low volume – ULV) sekitar 12–– 20 ltr/ha dengan butir cairan 250 mikron. Cocok untuk herbisida sistemik dan tidak boleh digunakan untuk campuran Paraquat. Cara ini cocok untuk penyemprotan piringan di TM remaja – tua dan pasar pikul di TM muda dengan tumbuhan gulma ringan sampai sedang. Prestasi kerja tinggi,   efektif dan efisien cost.

1.5.2.  Jenis Nozzle
   Agar penyemprotan dapat dilakukan tepat dengan sasaran kerja, dosis herbisida dan volume larutan, maka pancaran yang keluar dari sprayer harus mempunyai pola tertentu dan hal ini ditentukan oleh jenis nozzle yang diseleksi untuk pekerjaan yang bersangkutan.
   Nozzle harus diperiksa setiap minggu dan dilakukan kalibrasi. Apabila flowrate > 10% dari spesifikasi harus diganti. Nozzle yang sumbat digoyang-goyangkan dalam air bersih. Apabila perlu hanya tangkai bunga rumput yang lunak digunakan untuk membersihkan sumbatan.
   Kebun harus mempunyai stok nozzle yang cukup untuk pekerjaan yang diprogramkan.
   Tekanan pompa harus selalu dikontrol :
    RB 15 – Calibrator – valve tekanan constant – 2 bar
   Untuk mencapai volume larutan per ha (blanket) maka perlu diperhatikan kecepatan berjalan dan lebar semprot di tekanan  pompa.

1.5.3. Kalibrasi Alat Semprot
         Untuk memastikan agar herbisida dapat teraplikasi sesuai dosisnya, maka sebelum aplikasi harus dilakukan kalibrasi alat dan penghitungan volume semprot per ha :

                                             F x 10,000  
                            L =    
                                                 V x a
 L = Kebutuhan larutan dalam 1 hektar (liter per ha). Dengan mengetahui kebutuhan larutan per ha maka dapat diketahui konsentrasi bahan dalam larutan tersebut.
F  =  Flowrate, merupakan jumlah larutan yang keluar melalui nozzle setiap satu  menit.

V   =  Kecepatan berjalan (meter per menit), merupakan kecepatan rata-rata    penyemprot berjalan dengan membawa alat semprot.
a   =  Lebar semprot (m), merupakan lebar hasil semprotan yang keluar dari nozzle yang ditentukan oleh jenis nozzle, tekanan alat semprot, dan   ketinggian semprotan.
Contoh :

         Semprot piringan menggunakan Gramoxone 1,5 liter per hektar dengan nozzle Polijet biru ICI. Flowrate 1,6 liter per menit, lebar semprot 1,2 meter, dan kecepatan penyemprot berjalan 36 meter per menit.
                                              1,6 x 10,000
         Kebutuhan Larutan  = ——————  =  370,37 liter per ha
                                                36 x 1,2

         Konsentrasi Gramoxone = 1,5 liter : 370,37 liter x 100 % = 0.4 %, artinya:
        Apabila Knapsack sprayer yang digunakan berisi 15 liter, maka Gramoxone yang dicampurkan dalam setiap Knapsack adalah 15 liter x 0,4 % = 0,06 liter atau 60 cc.

2. GULMA BERGUNA
      Merupakan tumbuhan liar yang bermanfaat sebagai inang alternatif musuh alami   (parasitoid dan predator) hama UPDKS .

      Tanaman ini diupayakan keberadaannya di areal perkebunan karena peranannya dalam mendukung perkembangan agensia pengendali hayati UPDKS. Contoh dari beberapa tumbuhan berguna : Turnera subulata, Erechtites sp, Urena lobata, Casia tora, Euphorbia spp, Diplazium asperum, Antigonon leptopus, Elephantopus tomentosus dan Ageratum spp, Cassia cobanensis. Gulma ini ditanam di pinggir CR, MR, atau di tempat terbuka

2.1. Pedoman pengembangan tanaman berguna :
                   Penanaman
      Turnera subulata , Antigonon leftopus dan Casia tora ditanam di pinggir blok sepanjang jalan kebun dan daerah yang kosong dalam blok.

                                 Gambar 2.1.1. Gulma berguna (Benefit plant)








 

            




                               Turnera subulata                       Antigonon leftopus                                                                                                                                                
                        
                                Cassia tora                               Cassia cobaninsis
      Perbanyakan tanaman bermanfaat tersebut bisa dilakukan  dengan cara stek atau dengan biji.
      Apabila Turnera subulata/Casia tora telah tinggi 75 cm dilakukan pemangkasan menjadi 50 cm dari permukaan tanah.
      Casia tora yang telah tua diremajakan kembali dengan penanaman bibit yang baru.
      Tanaman berguna lainnya biasanya juga tumbuh secara alami di dalam blok. Pemangkasan atau babat dilakukan apabila tanaman tersebut telah mengganggu kelapa sawit.

Tabel 2.1.  Daftar Jenis Gulma dan Tanaman Berguna
Pada tabel di bawah ini tedapat beberapa gulma diharapkan (A), gulma inang  APH (I) dan gulma diperbolehkan (B).

                                    
                       

Sabtu, 01 Januari 2011

Pre Nursery

UMUM
Potensi produksi tanaman kelapa sawit dalam 25 tahun masa produktifnya sangat tergantung kepada kondisi awal tanaman, yaitu 12 bulan pertama mulai dari pemibitan hingga penanaman di lapangan. Kondisi awal yang penting untuk perkembangan tanaman  ialah tersedianya bahan tanaman yang seragam, bermutu tinggi  dan ditanam secara benar dalam kerapatan yang sesuai.
Kesalahan yang dilakukan didalam pembibitan mengakibatkan bibit kelapa sawit abnormal dapat tertanam ke lapangan, tanaman sawit abnormal tersebut sangat sulit direhabilitasi menjadi tanaman sawit berkualitas baik.

 TUJUAN
Persemaian (pembibitan awal) dilaksanakan dengan tujuan agar pemeliharaan semai lebih mudah karena arealnya lebih kecil, menghemat pengisian kantong plastik besar dengan sudah terseleksinya kecambah serta memberikan waktu yang cukup untuk pengisian ke polybag di pembibitan utama.

MEKANISME (prosedur tahapan pembuatan pre nursery)

Areal pre-nursery dibuat menyatu dengan areal main-nursery, pada situasi tertentu pembuatan pre-nursery boleh terpisah dengan main-nursery dan ditempatkan di sekitar lokasi pemukiman karyawan, dibawah pengawasan yang ketat dari kepala kebun.
Jadwal kegiatan pembangunan dan perawatan pre-nursery
  1. membangun bedengan dan naungan
  2. membangun gudang dan barak karyawan
  3. memasang instalasi air
  4. mengisi baby bag dengan tanah dan menyusun kedalam bedengan
  5. menanam kecambah
  6. memupuk bibit
  7. merawat bibit
Persiapan pre-nursery
  1. Lokasi pre-nursery harus berdekatan dengan main-nursery, lokasi ini harus dibersihkan dari gulma serta diratakan tanahnya
  2. Dibuat bedengan dengan ketentuan
-          Arah bedengan memanjang dari barat ke timur.
-          Panjang bedengan disesuaikan dengan keadaan lapangan (10 – 20 meter)
-          Lebar bedengan 1,2 meter.
-          Jarak antar bedengan 0,6 – 1,0 meter untuk jalan kontrol dan karyawan melakukan aktifitas pemeliharaan.
-          Tepi bedengan dibuat palang dari papan  dengan ukuran p ~ 10-20 meter;   l ~ 10 cm; t ~ 2 cm, pemasangan papan diberi patok dari sebelah luar dan dalam sehingga papan selalu dalam posisi sejajar dan tidak mudah roboh.
-          Guludan tanah diratakan karena bisa mempersulit drainase.
Kebutuhan bahan tanaman dan luas areal pre-nursery
Luas Penanaman (Ha/tahun)
Kebutuhan Kecambah (butir)
Luas pre-nursery ( Ha )
500
90,000
0,2
1000
180,000
0,4
1500
270,000
0,5
2000
360,000
0,7
2500
450,000
0,9
3000
540,000
1,0

Naungan
Untuk pre-nursery, naungan mutlak diperlukan kendatipun pengaturan penyiraman & kondisi stock air (debet) mencukupi sepanjang masa di pre nursery.

Ketentuan ukuran naungan
-          Bahan naungan bisa memakai pelepah daun sawit atau plastik net atau semacamnya dengan 60 % shade (kegelapan).
-          Tinggi tiang atap k.l  2 meter (dengan bagian tiang yang tertanam kedalam tanah sedalam 0,3 meter) dan lebar jarak antara 2 tiang  kl 2 meter.
-          Pada kira-kira 10 minggu setelah tanam (dipedomani tumbuh 2 daun), naungan ber angsur-angsur dikurangi setiap selang waktu 4 hari, naungan dikurangi seperempatnya dan dalam waktu 2 minggu naungan sudah hilang semua.
-          Tidak dibenarkan memakai naungan yang terlalu gelap (> 60 % shade) dan naungan harus dibongkar setelah 10 minggu sejak penanaman kecambah.

Pengisian baby bag di pre-nursery
-          Babybag untuk pre-nursery berukuran pj = 23 cm, lb = 14 cm, tb = 0,1 mm berwarna hitam dengan terdapat lubang-lubang drainase.
-          Kebutuhan babybag per ha tanaman di lapangan 200 lembar ditambah 2 %
-          Tanah yang digunakan untuk media adalah tanah lapisan atas (top soil) ~ 0 – 10 cm, gembur, subur serta tidak tercampur batu-batuan dan kerikil
-          Tanah yang bercampur liat berat dianjurkan dicampur pasir dengan perbandingan 1 : 3 (1 bagian pasir + 3 bagian tanah).
-          Top soil diayak dengan ayakan 0,5 – 1,0 cm untuk memisahkan bongkah-bongkah tanah, sisa-sisa akar dan kerikil, tumpukan tanah yang telah diayak diusahakan tidak kehujanan sebelum pengisian ke babybag (ditutup plastik dsb).
-          Tanah yang telah diayak dicampur dengan pupuk RP sebanyak 10 gram/ babybag (4,5 m3 tanah diberi 10 kg RP untuk 1000 baby bag) atau pupuk lainnya yang setara dengan dosis RP; pada saat pencampuran, tanah harus kering dan pencampuran dengan pupuk RP harus merata.
-          Tanah harus berkualitas baik, apabila tidak tersedia di lokasi pembibitan harus dicari dari tempat lain.
-          Isikan tanah ke dalam babybag sebanyak k.l 1 – 1,5 kg/ babybag kemudian dipadatkan dengan tangan (tidak dibenarkan mengisi tanah basah apalagi berkadar liat tinggi kedalam babybag karena akan terjadi pemadatan yang berakibat buruk terhadap pertumbuhan akar).
-          Permukaan tanah harus berjarak 1-2 cm dari bibir atas babybag.
-          Babybag disusun rapat dan rapi sehingga membentuk bedengan dengan muatan 12 babybag melebar dan panjangnya tergantung pada jumlah bibit per nomor kelompok.
-          Pinggiran bedeng dipasang palang kayu agar babybag tidak roboh, antara bedengan dibuat jalan kontrol dengan lebar 0,6 – 1,0 meter memanjang persemaian; barisan babybag paling pinggir terletak 30 cm dari tepi atap naungan.
-          Pengisian babybag harus siap minimal 1 (satu) minggu sebelum kecambah ditanam dan disiram setiap hari sampai waktu penanaman kecambah.

Identifikasi jenis bibit ( papan label)
Tujuan 
-          identifikasi jenis dan sumber bibit.
-          mengetahui keseragaman usia di pembibitan untk keperluan penanaman di lapangan.
-          mencatat jumlah bibit dan seleksi.

Penanaman kecambah di pre-nursery
  1. Kecambah yang diterima dikebun harus segera ditanam pada hari itu atau paling lama 1 (satu) hari setelah kecambah diterima. Keterlambatan penanaman akan mengakibatkan kerusakan atau kelainan pada kecambah, al :
-          Bakal akar dan daun menjadi panjang sehingga menyulitkan penanaman.
-          Bakal akar dan daun menjadi patah.
-          Kecambah akan menjadi busuk karena terserang cendawan.
-          Kecambah akan mati/ kering karena kekurangan air dan oksigen.
  1. Kecambah yang masih dalam bungkusan plastik sebelum dibuka terlebih dahulu di pisah-pisahkan sesuai kelompoknya. Sebelum ditanam semua bungkusan plastik kecambah dibuka dan disimpan ditempat yang sejuk.
  2. Penanaman kecambah dilakukan per kelompok, sebelum penanaman kecambah  babybag yang telah terisi tanah disiram terlebih dahulu.
  3. Hanya kecambah normal yang ditanam kedalam babybag, ciri kecambah normal dapat dibedakan dengan jelas antara pucuk dan akar; pucuk bentuknya runcing sedangkan akar agak tumpul dengan panjang 8-25 mm berwarna putih gading (lebih tua dari warna pucuk) dengan posisi saling bertolak belakang.

Cara-cara penanaman kecambah
-          buat lubang tepat ditengah babybag sedalam 2,0-2,5 cm dengan menggunakan jari telunjuk atau kayu berdiameter 1,5 cm.
-          letakkan kecambah dengan posisi bagian akar disebelah bawah dan pucuk menghadap keatas.
-          timbun kembali dengan tanah setebal 1,0-1,5 cm dan tidak boleh dipadatkan terlalu kuat.
-          kecambah yang belum jelas perbedaan bakal akar dan daunnya dapat ditunda penanamannya sedangkan kecambah yang terlalu panjang akarnya dapat dipotong 5 cm dari pangkalnya.
-          setelah selesai peananaman harus segera dipasang papan label berdasarkan nama kelompok kecambah yang ditanam.
Penyiraman
Penyiraman adalah salah satu perlakuan pemeliharaan yang terpenting dan harus dilaksanakan dengan se baik-baiknya terutama dalam fase awal di pre-nursery.
-          Penyiraman bibit dilakukan 2 kali sehari (pagi dan sore), bila malam hari turun hujan  > 8 mm maka besok paginya tidak perlu disiram.
-          Untuk mendapatkan hasil penyiraman yang optimum penyiraman dilakukan selama 20 – 40 menit atau tanah sampai jenuh.
-          Penyiraman dilakukan dengan menggunakan selang air yang dilengkapi dengan kepala gembor ujungnya untuk mengurangi erosi pada permukaan tanah babybag (dapat juga memakai gembor dan persediaan air diambil dari drum yang ditempatkan pada setiap blok pre-nursery; atau dengan menggunakan selang poletin perforasi / sumisansui).

Estimasi kebutuhan air untuk bibit di pre-nursery
Umur bibit (bulan)
Setiap hari (liter)
Selama di pre nursery (liter)
Lama penyiraman (menit)
1
0,1
9
15 – 20
2
0,2
18
15 – 20
3
0,3
27
20 - 40











Pemupukan
Jadwal pemupukan bibit di pre-nursery
Bulan ke -
Minggu ke -
Urea
NPK 15-15-6-4
Satuan dosis
1
1
-
-


2
-
-


3
-
-


4
30
-
gram dlm 18 lt air/400
2
5
-
60
gram dlm 18 lt air/400

6
-
60
gram dlm 18 lt air/400

7
-
75
gram dlm 18 lt air/400

8
-
90
gram dlm 18 lt air/400
Jumlah
PN
0,075
0,7
gram / bibit
Sumber : The Oil Palm , International Potash Institute , no.12

Cara pemupukan      
-          larutan pupuk disiramkan dengan menggunakan takaran yang sudah disediakan.
-          selesai pemupukan segera diikuti penyiraman ringan untuk mencegah daun menjadi terbakar.
-          larutan pupuk dibuat lebih awal 2-4 jam sebelum digunakan untuk menjamin agar pelarutan pupuk sempurna.

Standard pertumbuhan bibit di pre-nursery
Umur bibit (bulan)
TINGGI (CM)
Diameter (cm)
JUMLAH DAUN
1
8,0 – 12,0
0,5- 0,6
1,0 – 2,0
2
14,0 – 15,0
0,7 – 1,0
2,5 – 3,0
3
18,3 – 20,0
1,1 – 1,3
3,5 – 4,0
Bulan ke 3 , apabila bibit masih belum dipindahkan ke main-nursery


Pengendalian gulma
-          Pengendalian gulma di pre-nursery hanya dilakukan dengan cara manual yaitu dengan cara mencabuti seluruh jenis gulma yang tumbuh dalam babybag.
-          Bersamaan dengan pengendalian gulma dilakukan penambahan tanah pada bibit doyong dan tersembul akarnya (konsolidasi).