1. GULMA
a. Gulma merupakan tumbuhan liar yang tumbuh secara alami dan menjadi pesaing bagi tanaman utama (kelapa sawit), sehingga keberadaannya tidak dikehendaki karena merugikan pertumbuhan dan produksi kelapa sawit serta dapat mengganggu kelancaran aktivitas lainnya.
b. Terdiri dari kelompok gulma rumput-rumputan, gulma berdaun lebar , gulma berkayu, gulma pakisan, gulma teki-tekian, gulma pisang liar, keladi-keladian, gulma bambu-bambuan dan gulma air.
1.1. Konsep Pengendalian Gulma
a. Penanganan terhadap tumbuhan pesaing tanaman utama dengan tindakan :
• Memusnahkan gulma berbahaya (Noxious Weed).
• Membatasi pertumbuhan gulma lunak.
b. Menerapkan konsep pengelolaan gulma tepadu (Integrated Weed Management) dengan memberdayakan seluruh komponen pengendalian, meliputi cara kultur teknis, tindakan preventif, biologis, mekanis, dan kimiawi.
c. Weed Management and Succession Plan
1.2. Pengendalian Gulma di Bibitan (MN)
– Pengendalian gulma di dalam polybag dilakukan secara manual.
– Pengendalian gulma di luar polybag dilakukan dengan herbisida kontak antara lain Paraquat dengan rotasi 1 bulan sekali dan dapat dikurangi jika pelepah bibit telah menutupi permukaan tanah. Untuk meningkatkan efektifitas penyemprotan dapat ditambahkan bahan perekat. (surfaktan)
– Ujung pipa alat semprot dipasangi sungkup bulat terbuat dari plastik agar herbisida tidak mengenai bibit. Alat semprot tidak boleh bocor, pekerja semprot harus diawasi dengan ketat, terlatih dan menggunakan alat pelindung sesuai dengan yang dianjurkan di label kemasan produk herbisida.
1.3. Pengendalian Gulma di Lapangan
Standar dan tindakan pengendalian gulma dimulai dari awal penanaman di TBM adalah sebagai berikut :
a. Dilakukan pembersihan piringan sampai 30 cm di luar batas kanopi daun atau sampai maksimum 180 cm dari pangkal pohon kelapa sawit, sedangkan pasar pikul dibersihkan selebar ± 1.2 m dilakukan setelah tanaman berumur > 6 bulan.
b. Pengendalian secara preventif dan kultur teknis :
Penanaman dan perawatan kacangan untuk menyaingi pertumbuhan gulma
c. Pengendalian secara biologis :
• Kacangan berfungsi sebagai pengendalian biologis melalui persaingan hidup.
• Mengembangkan agensia pengendali hayati gulma seperti: Pareuchaetes pseudoinsulata dan Cecidochares connexa untuk mengendalikan Chromolaena odorata, Actinote anteas untuk mengendalikan Chromolaena odorata dan Mikania spp.
d. Perawatan secara mekanis
• Salah satu pilihan adalah dengan menggunakan Rotary Slasher untuk perawatan pasar pikul di daerah datar yang memungkinkan masuk alat tersebut pada saat tanaman TBM 2. dengan perbandingan 4: 1 dan TBM 3 dengan perbandingan 2 : 1.
1.4. Pengendalian Secara Kimia
• Jenis herbisida yang digunakan untuk semprot piringan :
- Tanaman umur < 18 bulan dilakukan secara manual.
- Tanaman umur ≥ 18 bulan digunakan Herbisida kontak atau sistemik
• Pada penyemprotan di pasar pikul dan gawangan dapat menggunakan herbisida sistemik sesuai gulma yang menjadi sasaran (target).
• Penyemprotan sampai batas 20 meter dari aliran air
1.4.1. Pengendalian gulma berkayu
– Disemprot dengan campuran Triclophyr 1 liter dengan Surfactan 0,15 ltr per ha blanket. Semprot ulang secara selektif tumbuh-tumbuhan yang masih belum terkendali dengan campuran herbisida yang sama selang waktu 3-4 bulan setelah rotasi pertama.
– Pengendalian gulma berkayu keras dengan mengoles Triclophyr 1 liter + Solar 19 Liter, dioleskan di sekeliling diameter anak kayu sepanjang 30 Cm
– Semprot anak kayu menggunakan Metil metsulfuron + Surfaktan, dengan dosis 3 gram Metil Metsufuron + 40 cc Surfaktan + 18 Liter air
1.4.2. Pengendalian gulma Pisang
Dikendalikan dengan teknik implant, yaitu :
• Batang kayu seukuran batang korek api direndam 24 jam di dalam larutan 2-4 D Amine .
• Batang pisang langsung ditusuk dengan batang kayu yang seukuran korek api tersebut yang sudah direndam dalam larutan 2-4 D Amine. Satu batang korek api untuk 1 batang pisang. Proses kematian gulma pisang dengan sistem implant seperti gambar 1.4.2.1. di bawah ini:
Gambar 1.4.2.1. Proses kematian gulma pisang dengan pengendalian sistem implant.
1 Minggu setelah implant 1 bulan setelah Implat
2 Bulan setelah implant
. 1.4.3. Pengendalian keladi
Disemprot dengan Methyl metsulfuron (konsentrasi 0,033 % dan dosis 0,075 kg per ha) yang diberi Surfactan (konsentrasi 0,22 % dan dosis 0,5 ltr per ha)
1.4.4. Pengendalian Mikania micrantha
Dikendalikan dengan 2.4-D Amine dosis 1.2 ltr/ha blanket (untuk TM saja).
1.4.5. Pengendalian Asystasia
Dikendalikan dengan 2,4-D Amine dosis 0.30 ltr/ha blanket (untuk TM saja).
1.5. Alat Semprot
Sistem penyemprotan untuk mengendalikan gulma perlu pemilihan jenis alat semprot dan nozzle yang sesuai untuk setiap jenis pekerjaan, gulma sasaran, herbisida dan dosis, kebutuhan larutan (air) dan efisiensi hasil kerja yang tercapai.
1.5.1. Jenis Alat Semprot
Dua kategori yang diterapkan di kebun pada saat ini :
a. Alat penyemprot
• Untuk semua pekerjaan penyemprotan di LC, TBM dan awal TM muda, kebutuhan larutan (air) dari volume sedang sebanyak ± 450 ltr/ha, volume rendah (low volume) sebanyak 200 – 450 ltr/ha dan, apabila gulma sudah berkurang, mengarah ke very low volume (VLV) sebanyak 100 – 200 lltr/ha.
• Jenis Nozzle yang dipilih harus disesuaikan dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan.
• Jenis alat semprot yang digunakan saat ini adalah SA15/RB 15, kapasitas Kap 15 liter (RB 15)
b. Controlled Droplet Application (CDA) Sprayer
• Sistem ini memakai volume larutan yang sangat rendah (ultra low volume – ULV) sekitar 12–– 20 ltr/ha dengan butir cairan 250 mikron. Cocok untuk herbisida sistemik dan tidak boleh digunakan untuk campuran Paraquat. Cara ini cocok untuk penyemprotan piringan di TM remaja – tua dan pasar pikul di TM muda dengan tumbuhan gulma ringan sampai sedang. Prestasi kerja tinggi, efektif dan efisien cost.
1.5.2. Jenis Nozzle
• Agar penyemprotan dapat dilakukan tepat dengan sasaran kerja, dosis herbisida dan volume larutan, maka pancaran yang keluar dari sprayer harus mempunyai pola tertentu dan hal ini ditentukan oleh jenis nozzle yang diseleksi untuk pekerjaan yang bersangkutan.
• Nozzle harus diperiksa setiap minggu dan dilakukan kalibrasi. Apabila flowrate > 10% dari spesifikasi harus diganti. Nozzle yang sumbat digoyang-goyangkan dalam air bersih. Apabila perlu hanya tangkai bunga rumput yang lunak digunakan untuk membersihkan sumbatan.
• Kebun harus mempunyai stok nozzle yang cukup untuk pekerjaan yang diprogramkan.
• Tekanan pompa harus selalu dikontrol :
RB 15 – Calibrator – valve tekanan constant – 2 bar
• Untuk mencapai volume larutan per ha (blanket) maka perlu diperhatikan kecepatan berjalan dan lebar semprot di tekanan pompa.
1.5.3. Kalibrasi Alat Semprot
• Untuk memastikan agar herbisida dapat teraplikasi sesuai dosisnya, maka sebelum aplikasi harus dilakukan kalibrasi alat dan penghitungan volume semprot per ha :
F x 10,000
L =
V x a
L = Kebutuhan larutan dalam 1 hektar (liter per ha). Dengan mengetahui kebutuhan larutan per ha maka dapat diketahui konsentrasi bahan dalam larutan tersebut.
F = Flowrate, merupakan jumlah larutan yang keluar melalui nozzle setiap satu menit.
V = Kecepatan berjalan (meter per menit), merupakan kecepatan rata-rata penyemprot berjalan dengan membawa alat semprot.
a = Lebar semprot (m), merupakan lebar hasil semprotan yang keluar dari nozzle yang ditentukan oleh jenis nozzle, tekanan alat semprot, dan ketinggian semprotan.
Contoh :
• Semprot piringan menggunakan Gramoxone 1,5 liter per hektar dengan nozzle Polijet biru ICI. Flowrate 1,6 liter per menit, lebar semprot 1,2 meter, dan kecepatan penyemprot berjalan 36 meter per menit.
1,6 x 10,000
• Kebutuhan Larutan = —————— = 370,37 liter per ha
36 x 1,2
• Konsentrasi Gramoxone = 1,5 liter : 370,37 liter x 100 % = 0.4 %, artinya:
– Apabila Knapsack sprayer yang digunakan berisi 15 liter, maka Gramoxone yang dicampurkan dalam setiap Knapsack adalah 15 liter x 0,4 % = 0,06 liter atau 60 cc.
2. GULMA BERGUNA
• Merupakan tumbuhan liar yang bermanfaat sebagai inang alternatif musuh alami (parasitoid dan predator) hama UPDKS .
• Tanaman ini diupayakan keberadaannya di areal perkebunan karena peranannya dalam mendukung perkembangan agensia pengendali hayati UPDKS. Contoh dari beberapa tumbuhan berguna : Turnera subulata, Erechtites sp, Urena lobata, Casia tora, Euphorbia spp, Diplazium asperum, Antigonon leptopus, Elephantopus tomentosus dan Ageratum spp, Cassia cobanensis. Gulma ini ditanam di pinggir CR, MR, atau di tempat terbuka
2.1. Pedoman pengembangan tanaman berguna :
Penanaman
• Turnera subulata , Antigonon leftopus dan Casia tora ditanam di pinggir blok sepanjang jalan kebun dan daerah yang kosong dalam blok.
Gambar 2.1.1. Gulma berguna (Benefit plant)
Turnera subulata Antigonon leftopus
Cassia tora Cassia cobaninsis
• Perbanyakan tanaman bermanfaat tersebut bisa dilakukan dengan cara stek atau dengan biji.
• Apabila Turnera subulata/Casia tora telah tinggi 75 cm dilakukan pemangkasan menjadi 50 cm dari permukaan tanah.
• Casia tora yang telah tua diremajakan kembali dengan penanaman bibit yang baru.
• Tanaman berguna lainnya biasanya juga tumbuh secara alami di dalam blok. Pemangkasan atau babat dilakukan apabila tanaman tersebut telah mengganggu kelapa sawit.
Tabel 2.1. Daftar Jenis Gulma dan Tanaman Berguna
Pada tabel di bawah ini tedapat beberapa gulma diharapkan (A), gulma inang APH (I) dan gulma diperbolehkan (B).
Pada tabel di bawah ini tedapat beberapa gulma diharapkan (A), gulma inang APH (I) dan gulma diperbolehkan (B).